Yuyun Ahdiyanti. Sumber foto: Facebook Yuyun Kaen Tenun Bima Suara klak klik di antara benang-benang tenun, menjadi irama hentakan kayu yang Yuyun Ahdiyanti kenal sejak kecil. Lembar demi lembar aneka corak dan warna kontras nan cerah kain tenun Bima adalah pemandangan akrab yang tertangkap di matanya sejak belia. Namun dari waktu ke waktu, semua itu makin sedikit hinggap di indranya. Meski sudah ada pengepul yang datang ke daerahnya untuk membeli hasil kain tenun, tetap saja, tidak membuat para wanita penenun di Ntobo, daerah asal Yuyun, terus menyambung hidup dengan tetap menenun. Banyak dari mereka sadar realita. Buat apa terus menenun jika hasilnya dibeli dengan harga rendah. Satu demi satu para wanita Ntobo beranjak memilih kegiatan lain yang lebih bisa menghidupkan denyut ekonomi keluarga. Yuyun sadar, jika terus demikian, bisa jadi kain-kain tenun Bima hanya akan bisa dilihat anak cucunya di museum sebagai bagian dari sejarah. Orang hanya akan tahu cerita dan bahasa d...